28 April 2022, Kawanaker Hari Puisi Nasional selalu diperingati tiap tahunnya pada tanggal 28 April. Mengapa diperingati pada tanggal tersebut? Ternyata, hal ini erat kaitannya dengan wafatnya “Si Binatang Jalang”. Ya, “Si Binatang Jalang” itu adalah Chairil Anwar, sosok penyair yang terkemuka di Indonesia.
Chairil Anwar tercatat sebagai penyair yang produktif di masanya. Selama periode 1942–1949 ia telah menghasilkan 94 tulisan di mana di dalamnya termasuk 70 sajak asli, 4 saduran, 10 sajak terjemahan, 6 prosa asli, dan 4 prosa terjemahan. Pelopor puisi modern Indonesia ini memiliki karya-karya yang selalu melegenda dan gagasan dari puisi-puisinya yang mendobrak semangat senantiasa melekat pada buku-buku pelajaran bahasa Indonesia.
Chairil Anwar lahir di Medan, 26 Juli 1922 dan wafat di Jakarta, 28 April 1949. Karya-karyanya masih tetap terkenang di hati masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti dari banyaknya orang yang masih ramai membaca dan melantunkan karyanya.
Salah satu puisinya yang tidak asing dan mampu membangkitkan gairah semangat adalah puisi “AKU”.
AKU
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya yang terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Puisi tersebut erat kaitannya dengan masa-masa pergerakan dan perjuangan di awal kemerdekaan. Mengisahkan sikap kesetiaan, kerendahan diri, dan semangat keberanian Chairil Anwar dalam menghadapi kehidupannya di masa itu. Sosoknya yang menginspirasi mampu melahirkan penyair-penyair nasional yang membawa arah perubahan di dalam dunia sastra menjadi lebih kaya akan makna.
Selamat Hari Puisi Nasional! Semangat berkarya penyair Indonesia!